Minggu, 23 Oktober 2016

MENCOBA TOYOTA CALYA E M/T DI INDONESIA



Inilah Toyota Calya tipe E. Diposisikan sebagai varian entry di dinasti Calya, ia diset dengan harga paling bersahabat. Apalagi dengan transmisi manual, seperti apa rasa berkendaranya? Auto Bild mencoba Toyota Calya E M/T di Indonesia.
Toyota Calya – dan Daihatsu Sigra telah berhasil menyita perhatian publik Indonesia. Mobil ini, dengan statusnya sebagai LCGC, menjanjikan harga yang bersahabat dan konsumsi BBM irit.

Di Calya, selain 2 kelebihan itu, ia masih menawarkan akomodasi 7 penumpang, tampang keren, fitur mumpuni dan jaringan aftersales luas khas Toyota.

Nah, Calya yang tampil dalam 2 pilihan trim, menghadirkan tipe E sebagai varian entry alias paling murah. Tak hanya itu, di tipe E pun ada pilihan transmisi manual yang membuat harganya bahkan lebih murah Rp 13 juta dari tipe sama bertransmisi otomatis.

Persisnya, Calya E MT ini dijual dengan harga Rp 132,450 juta. Tetap lebih mahal dari Datsun GO+ Panca T-Style yang samasama LCGC 7 penumpang. Rivalnya itu, dilego dengan angka Rp 118,45 juta.

Calya E tampil lebih polos jika dibanding Calya G. Bagian depan, foglamp dipastikan absen begitu juga gril krom yang dimiliki Calya G.

Bagian samping menggunakan roda yang sama yaitu ban mungil berukur an 175/65 R14. Istime wanya, pelek ini tetap berbahan alloy yang keren dilihat.


Di buritan juga demikian. Tak ada aksen krom, tapi reflektor lampu belakang sehingga membuat tampilan bokong tetap penuh.

Saat masuk ke kabin, bagian yang langsung menyita perhatian kami adalah tuas transmisi. Posisinya diletakkan di dasbor, dan bentuk tuasnya mirip tuas perseneling Daihatsu Gran Max manual.

Tuas ini sangat mudah digunakan. Perpindahannya enteng, bahkan kami bisa menggerakkan tuas dengan 2 jari saja. Tambahan lagi, dengan tuas transmisi berada di dasbor, maka ruang tengah di depan konsol pun menjadi lega.

Asyiknya meski tipe murah, tapi warna jok tetap coklat gelap yang elegan dilihat. Pun begitu dengan dasbor duo-tone sehingga menghasilkan suasana kabin yang lebih roomy dan hidup.

Sementara fitur One-Touch Tumble sebagai akses mudah ke jok baris ketiga, ISOFIX, power supply, Rear Air Circulator juga tersedia di kabin.

Apresiasi kami berikan pada hadirnya fitur keselamatan dual airbags untuk penumpang depan. Ini jelas menunjuk-kan bahwa meski harga bersahabat, namun soal keselamatan, Toyota tidak ingin berkompromi. Fitur keselamatan juga berlanjut dengan hadirnya seatbelt 3 titik di seluruh bangku dan rem ABS sebagai standar.

Selain soal keselamatan, perihal keamanan pun Calya termurah ini sudah dilengkapi Immobilizer sehingga lebih sulit bagi maling untuk mencuri mobil ini.

Saat kami nyalakan mesinnya, unit 3NR berteknologi Dual VVT-i menyala lembut. Mesin yang sama dengan milik Toyota Etios Valco itu bersuara mirip dengan mesin milik Toyota Avanza. Tapi soal getaran, ia jelas lebih lembut dari Datsun Go+ Panca yang mengaplikasi mesin 3 silinder.

Ia melaju halus lazimnya mobil berpenggerak roda depan. Karena FWD, potensi irit nya tentu lebih besar karena tidak ada kecenderungan powerloss besar seperti yang ada pada mobil gerak roda belakang.

Tapi memang sebagai kendaraan 7 penumpang, Calya sempat dipertanyakan bagaimana lajunya saat menanjak ekstrem dengan beban penuh.

Well, kami belum sempat mengujinya dengan beban pe nuh, tapi saat kami tes menanjak dengan 2 orang penum pang, sama sekali tak ada gejala canggung. Penyaluran daya ke roda pun terasa kuat dengan sensasi torsi optimal di putaran rendah.

Hasil tes singkat ini justru membuat kami makin penasaran bagaimana performa aslinya. Terlepas dari pembahasan kepraktisan, akomodasi dan model yang menarik, Calya masih harus membuktikan apakah ia memang seirit itu. Karena sebagai mobil LCGC, semua kelebihan yang ia punya tetap tak boleh sedikit pun mengorbankan efisiensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar