Saat kendaraan melaju di jalan raya, ban pecah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Bahkan sudah cukup banyak kecelakaan yang terjadi akibat ban yang pecah saat dikendarai meskipun pada saat kecepatan rendah sekalipun.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, selain dianjurkan untuk melakukan perawatan kendaraan secara berkala, mengenal lika-liku ban serta penyebab kerusakannya pun sangat penting. Inilah delapan penyebab utama pecahnya ban mobil :
1. Penggunaan Jenis Ban yang Tidak Sesuai
Dalam keadaan standar, jenis ban terbaik adalah jenis ban yang direkomendasikan pabrik untuk mobil tersebut. Namun jenis ban yang digunakan juga harus disesuaikan dengan mdan atau kondis jalan yang dilalui sehari-hari.
Misalnya, mobil kota atau city car yang memiliki ban berukuran kecil kurang sesuai untuk digunakan berkendara di luar kota dengan karakter jalan berbeda, yang penuh lubang dan bergelombang.
Oleh karena itu, konsultasikanlah dengan ahlinya saat Anda akan melakukan penggantian ban, disesuaikan dengan karakter jalan yang sering Anda lalui dan tentunya juga disesuaikan dengan jenis mobil Anda.
2. Kombinasi Velg dan Ban yang Tidak Proporsional
Fakta membuktikan, ban yang tidak sesuai dengan ukuran velg (ukuran velg lebih besar atau lebih kecil) dan dipaksakan menyebabkan beban yang disangga dinding ban terlalu berat.
Akibatnya, ban seolah ditarik sehingga mudah retak, pecah, atau benjol. Beberapa efek samping tersebut sangat rentan menjadikan ban pecah di tengah perjalanan.
Oleh karena itu, gunakan ban dan velg dengan ukuran yang sesuai atau proporsional. Selain itu, sesuaikan juga dengan jenis mobil dan kemampuan atau performa mobil tersebut.
3. Tekanan Ban Tidak Akurat
Tekanan ban adalah salah satu hal terpenting saat melakukan perawatan kendaraan. Tekanan ban harus presisi pada semua roda agar pengereman maksimal dan demikian juga jika dikaitkan dengan efisiensi konsumsi bahan bakar.
Informasi mengenai tekanan ban biasanya terletak di sisi pintu pengemudi, namun sebagian orang terkadang tidak memperhatikan hal tersebut saat mengisi angin ban. Salah satu penyebab ban meletus adalah karena tekanan yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Tekanan yang tidak sesuai anjuran pabrik akan menyebabkan ban bekerja diluar batas kemampuan dan merusak strukturnya. Belum lagi saat ban berputar di aspal yang panas oleh sengatan matahari, suhu panas akan membuat ban memuai dan membuatnya semakin bekerja keras.
4. Beban Angkut Terlalu Berat
Semakin banyak banyak dan semakin berat beban yang diangkut sebuah mobil, maka semakin besar juga tekanan yang dibebankan kepada ban.
Tekanan ini akan terus memaksa ban untuk bekerja keras melampaui batas ketahanannya, hingga tiba saat ban tersebut tak lagi mampu menahan tekanan dan pecah seketika.
Oleh karena itu jangan mengangkut beban melebihi batas kemampuan atau daya angkut yang umumnya tercantum pada buku manual.
5. Membiarkan tambalan Sementara
Selama ini, proses penambalan ban yang dilakukan oleh para tukang tambal ban umumnya model tusuk atau string tubeless. Padahal, sejatinya, model tambal seperti itu hanya merupakan solusi sementara untuk mengatasi kondisi darurat.
Tambalan seperti ini bila dibiarkan bergesekan dengan permukaan jalan setiap hari akan rawan bocor kembali. Pada saat itulah udara di dalam ban akan berkurang. Pada saat tekanan angin berkurang, gesekan antara ban dengan permukaan jalan semakin keras.
Pada satu sisi ban tidak lagi bisa mengimbangi tekanan beban bobot mobil ditambah lagi beban yang diangkutnya. Saat itulah kemungkinan ban pecah sangat besar.
6. Jarang Membersihkan Sela-Sela Ukiran Ban
rekomendasi untuk membersihkan ukiran ban terdengar seperti main-main dan sepele. Padahal, ban yang tidak bersih, yaitu di sela-sel ukirannya banyak menancap kerikil kecil tajam, sangat berpotensi mengundang bahaya.
Pasalnya, batu kerikil nan tajam itu sangat mungkin menusuk ban dan menimbulkan luka di permukaan ban. Padahal, di dalam dinding ban banyak sekali rajutan kawat yang berfungsi sebagai pelindung dan pembentuk konstruksi ban.
Pada saat hujan dan saat mobil melibas genangan air di jalanan, air akan masuk ke celah luka dan bersemayam disitu sekaligus membasahi rajutan kawat ban.
Rajutan kawat yang basah, rawan berkarat dan getas. Bila itu terjadi dan mobil melesat di jalanan ban berpotensi terkoyak atau robek. Saat itulah ban berpotensi untuk pecah.
7. Ban kedaluarsa
Tidak sedikit orang yang tergiur oleh harga murah yang ditawarkan oleh pedagang yang menjual ban, bahkan ban bermerek sekalipun. Bukan berarti harus curiga atau berasumsi ban tersebut berkualitas jelek, namun ada baiknya mencermati.
Sebelum membelinya, pastikan ban tersebut tidak kedaluarsa. Caranya, bila Anda tidak paham dengan tanggal dan tahun pembuatan tanyakan pada ahli, bagaimana cara membaca kode tahun pembuatan ban.
Bahkan, bila Anda tidak yakin mintalah jaminan ke toko yang menjualnya bahwa ban tersebut tidak kedaluarsa.
Pasalnya, ban yang telah lama disimpan, meski belum pernah dipakai, dengan suhu yang tidak menentu akan menyebabkannya kering dan getas. Dinding karet getas dan rajutan kawat pun demikian. Ban seperti itu sangat rentan pecah bila digunakan.
8. Sering Menghantam Kondisi Jalan yang Buruk
Sentakan demi sentakan, terlebih bila sangat keras saat mobil melibas lubang, tidak hanya merusak sistem suspensi, tetapi kondisi ban pun juga akan cepat rusak.
Benturan keras antara ban dengan dinding lubang jalanan akan menyebabkan rajutan kawat baja di dalam dinding ban rusak atau putus. Bila hal itu terjadi dan mobil melesat di jalanan tol maka ban berpotensi pecah.
Pasalnya, kawat yang berguna untuk melindungi dinding dan tapak ban tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, kala terjadi gesekan karet ban dengan permukaan jalan ban akan mudah terkoyak. Terlebih bila tekanan angin ban kurang dari standar yang dianjurkan pabrikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar