Mesin 3-Silinder: Toyota Agya
By : Tim Auto Bild
Sejak 2013 lalu, pamor Low Cost Car terdongkrak signifikan. Terlebih saat ini ada beberapa pemain yang memiliki kekuatan masing-masing. Salah satunya Toyota Agya. Meskipun tidak menerapkan teknologi mesin terkini pada dapur pacunya, namun mesin 1KR milik Agya yang dikombinasikan dengan transmisi otomatis, bisa memberikan performa mumpuni pada tingkat kebisingannya.
Ketika kami coba, deru mesin Agya memang terasa lebih halus ketimbang rival di kelasnya. Memang, saat pedal gas diinjak habis, deru khas mesin 3-silinder masih terdengar. Tetapi improvement pada dudukan mesin dan firewall membuatnya terasa cukup hening di dalam.
Tidak hanya tingkat kebisingannya yang baik, mesin Agya sendiri berhasil menuai poin bagus. Terutama untuk konsumsi BBM yang merupakan parameter utama pembeli mobil ‘murah’. Ia sanggup menorehkan konsumsi BBM dalam kota seirit 14,9 km/l dan tol 21,3 km/l.
Akselerasi dari mesin 998 cc yang dikawinkan dengan transmisi otomatis 4-percepatan milik Agya pun tidak terlalu mengagumkan. Namun ketika speedometer mulai beranjak dari angka 60 km/jam menuju 80km/jam dan seterusnya, terasa ada peningkatan tenaga. Rasanya mesin 3-silinder milik Agya mulai mampu memberikan performa yang baik ketika melaju di putaran atas. Tentu diikuti dengan suara mesin yang mulai masuk ke dalam kabin.
Ketika kami coba, deru mesin Agya memang terasa lebih halus ketimbang rival di kelasnya. Memang, saat pedal gas diinjak habis, deru khas mesin 3-silinder masih terdengar. Tetapi improvement pada dudukan mesin dan firewall membuatnya terasa cukup hening di dalam.
Tidak hanya tingkat kebisingannya yang baik, mesin Agya sendiri berhasil menuai poin bagus. Terutama untuk konsumsi BBM yang merupakan parameter utama pembeli mobil ‘murah’. Ia sanggup menorehkan konsumsi BBM dalam kota seirit 14,9 km/l dan tol 21,3 km/l.
Akselerasi dari mesin 998 cc yang dikawinkan dengan transmisi otomatis 4-percepatan milik Agya pun tidak terlalu mengagumkan. Namun ketika speedometer mulai beranjak dari angka 60 km/jam menuju 80km/jam dan seterusnya, terasa ada peningkatan tenaga. Rasanya mesin 3-silinder milik Agya mulai mampu memberikan performa yang baik ketika melaju di putaran atas. Tentu diikuti dengan suara mesin yang mulai masuk ke dalam kabin.
Yang patut menjadi catatan adalah getaran mesin yang terasa di dalam kabin. Ketika idle, impresi yang kami rasa memang tidak terlalu kentara. Namun saat berakselerasi, secara perlahan getaran akan terasa pada lingkar kemudi. Begitu pun pada beberapa bagian dasbor, terlihat bergetar ketika tachometer mobil beranjak lebih dari angka 3.000 rpm.
Tingkat kebisingan Agya sebagai mobil ‘murah' ternyata juga cukup baik. Ketika digeber pada 4.000 rpm dengan kondisi AC mati, tercatat kebsingan 64,1 dB di dalam kabin. Sedangkan pada kondisi mesin idle, kebisingan yang tembus ke kabin hanya tersisa 30,9 dB. Hal ini membuktikan bahwa mobil ‘murah’ tak selamanya memiliki peredaman suara yang buruk.
Tingkat kebisingan Agya sebagai mobil ‘murah' ternyata juga cukup baik. Ketika digeber pada 4.000 rpm dengan kondisi AC mati, tercatat kebsingan 64,1 dB di dalam kabin. Sedangkan pada kondisi mesin idle, kebisingan yang tembus ke kabin hanya tersisa 30,9 dB. Hal ini membuktikan bahwa mobil ‘murah’ tak selamanya memiliki peredaman suara yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar