KONTROL ELEKTRONIK STABILITAS KENDARAAN (ELECTRONIC STABILITY CONTROL)
Perkembangan teknologi otomotif pada masa kini dan masa akan datang mengarah pada perwujudan "Inteligent Stability Controlled Vehicle" yang akan betul-betul dapat menjamin keamanan dengan cara ketepatan pengendalian arah kendaraan. Faktor ini akan menjadi semakin penting karena kecepatan kendaraan berkembang semakin tinggi. Perkembangan ini dapat dilihat dari studi pustaka yang telah dilakukan dan beberapa paper seminar internasional yang dihadiri peneliti. Pada saat ini Bosch telah mengembangkan suatu sistem pengendalian arah kendaraan dengan memanfaatkan sistem control Anti Lock Brake System yang disebut Electric Stability Program (ESP). Cao Min pada tahun 2001, mengembangkan suatu konsep "Advance Automotive Control System in Future". Pada tahun yang sama Kihong Park mengembangkan penelitian "Development of Logic for Determining Reference Yaw Rate and Side-Slip Angle for Use in Vehicle Dynamics Control System", Motok Shino dan kawan dari University of Tokyo pada tahun 2002 mengembangkan penelitian "Vehicle Handling and Stability Control by Integrated Control of Direct Yaw Moment and Active Steering". Joost Zuurbier dan kawan dari Delft pada tahun 2002 mengembangkan Vehicle Dynamics Control dalam penelitiannya "State Estimation for Integrated Vehicle Dinamycs Control". Pada tahun yang sama 2002, Pongsathorn Raksincharoensak dan kawan dari Nissan Motor Co, mengembangkan penelitian "Vehicle Lane-Keeping Control by Four Wheel Steering System".
Ketika mobil diajak menikung ban depan cenderung slip keluar dari lintasan normal. Atau, mungkin juga terjadi oversteer yaitu situasi di mana pada saat mobil menikung roda belakang cenderung slip keluar dari lintasan normal. Untuk menghindari dua kemungkinan ini, cara berkendara yang paling aman adalah dengan mengurangi laju kendaraan beberapa meter sebelum memasuki tikungan. Namun, dengan kemajuan teknologi sekarang ini, dua kemungkinan tersebut sudah tak menjadi persoalan bagi dunia otomotif. Apalagi sejak ditemukan teknologi yang dikenal dengan sebutan stability control, yang di pasar otomotif hadir dengan beragam nama meskipun fungsinya sama. Ada yang menyebutnya dengan istilah electronic stability program (ESP), dynamic stability control (DSC), stability traction (StabilTrack) , stability management dll. Pada mobil yang belum mengaplikasikan fitur ini, kurangilah kecepatan saat hendak bermanuver. Selain mengurangi kecepatan, yang harus diperhatikan lagi adalah beri lampu sein sebagai tanda Anda akan berbelok ke kiri atau kanan. Dan bila hendak memasuki tikungan ketika melaju di malam hari, nyalakan lampu dim agar pengendara yang berlawanan dengan Anda bisa mengantisipasi. Kecelakaan mobil menjadi momok pengendara maupun pejalan kaki. Dari tahun ke tahun, jumlah kecelakaan lalu lintas kerap bertambah. Industri otomotif akhirnya menciptakan teknologi pengamanan pada kendaraan. Utamanya, untuk keselamatan pengemudi dan orang lain. Beberapa tahun silam, Volvo mengeluarkan sistem pengamanan preventif dengan menggunakan detector jarak yang terpasang pada bagian-bagian tubuh mobilnya. Tujuannya adalah untuk mengatur jarak aman kendaraan yang dikemudikan dengan kendaraan atau obyek lainnya. Jika jarak aman terganggu semisal ada mobil berjarak sangat dekat dan berpotensi mengancam crash, maka sinyal suara akan berbunyi untuk memperingatkan pengemudi Mengambil Insiatif pencegahannya. Ada empat teknologi keselamatan kendaraan yang kini sudah banyak digunakan. Diantaranya adalah kontrol jelajah adaptif, yakni penggunaan sensor atau radar yang bisa menghitung jarak aman dengan kendaraan sekitarnya. Hal yang sudah ditelurkan oleh Volvo. Sarana ini menjadi penting mengingat jumlah kendaraan di jalan raya yang makin meningkat serta unsur safety di jalan yang harus menjadi prioritas. Cara kerja terkini adalah sensor tersebut men-stimuli secara otomatis injakan pedal gas dan rem yang diinjak pengemudi kemudian mengontrolnya ke dalam batas kecepatan dan handling yang aman. TRW Automotive, perusahaan yang giat mengembangkan sistem pengamanan kendaraan dengan menggunakan radar. Cara kerjanya adalah selalu menjaga jarak aman dengan mobil di depannya meski mobil di depan terjadi pengereman mendadak sekalipun. Pengendaliannya secara otomatis atau atas perintah pengemudi.
Teknologi keselamatan kedua adalah pengingat pengemudi dan deteksi blind spot. Cara ini sama halnya dengan alat jelajah adaptif, namun lebih rinci. Alat pengingat pengemudi mempertegas konsentrasi pengemudi jika kurang awas karena masalah kesehatan atau konsentrasi. Melalui getaran setir, jok, atau alarm, kedipan lampu peringatan, atau indikator lainnya, pengemudi senantiasa diingatkan untuk tetap mengontrol kendaraannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar