Meskipun di Indonesia belum ada regulasinya
Jakarta - Kaca film merupakan perlengkapan wajib untuk sebuah mobil di wilayah tropis seperti Indonesia. Yang paling mudah menjadi pelindung mobil dari panas yang menyengat agar tidak masuk ke dalam kabin. Meski kelihatan sepele namun ada beberapa tipe serta karakter yang perlu diketahui oleh para penggunanya.
Kaca film kualitas bagus visible light & Infrared lightnyarendah
Bakti Wijaya penggawang New Ratu spesialis Window Film Car and Building, PMK Kemayoran, Jakpus menjelaskan beberapa karakter dari kaca film. Secara tipe beragam, ya kualitas juga bisa tergambar dari harga yang dibanderol masing-masing produk, tetapi yang perlu dikenali juga adalah bahan-bahan material karena ada beberapa bahan metal yang terkandung dari kaca film bisa mengurangi kualitas jaringan sinyal di dalam mobil, ujarnya.
Kenali bahan kaca film agar paham karakternya
Ditambahkannya, dari segi kualitas dapat dilihat dari alat pengukur Transmission Meter (Pengukur Kualitas Serap Kaca Film) yang paling jelek biasanya akan tinggi jumlah infrared dan visible light-nya sedangkan yang bagus akan rendah 0 persen infrared jadi semakin sedikit kadarnya maka akan semakin bagus.
Perlu diketahui juga bahwa semakin baik kualitasnya maka akan cepat dingin ruangan kabinnya sehingga konsumsi BBM juga bisa hemat karena bisa menurunkan kinerja AC, jelas Bakti. Bagaimana mengenali tipe berdasarkan kegelapannya?
Contoh kaca film 20% (bening)
Secara tipe ada ukuran-ukuran kegelapannya dari kaca film, dimulai dari 20 persen, kaca terlihat bening, cenderung kurang maksimal dalam menyerap panas. Standar orang pakai biasanya 40-60 persen, agak sedikit gelap tetapi cenderung adem.
Ada juga 80 persen, sangat hitam gelap tetapi ini tidak disarankan karena dalam kondisi gelap malam dan cuaca hujan bisa fatal selain itu juga regulasi lalu lintas melarang penggunaan kaca film yang terlalu gelap, wanti Bakti lagi.
Ragam kaca film dengan persentase gelapnya
Bahan
Bahan MetalBiasanya tidak terlalu optimal menyerap panas, dibeberapa produk berspek seperti ini grade-nya basic. Sebab kandungan bahan ini harganya cukup murah. Nah minusnya, akan sulit sinyal telepon. Jika yang menggunakan jaringan antena mobil di dalam akan dipindahkan keluar terlebih dahulu, kata Rizki Pirnadi dari Sunda Motor AXC Summarecon Bekasi.
Menurutnya, Jika yang menggunakan jaringan antena mobil di dalam akan dikeluarkan terlebih dahulu.
Nano Keramik
Penggunaaan bahan Nano Keramik ini melalu proses pencelupan sehingga akan lebih tahan lama masa pakainya. Ada beberapa produk seperti Vkool tipe Super Cool dan Ice Berg. Harganya bervariasi dari Rp 1,8 Juta , Rp 3 juta sampai 6 jutaan.
Organic Windows
Harganya kisaran Rp 1,5 jutaan. Umumnya terdapat dua varian, hitam dan silver dengan kemampuan refleksi sedang karena tidak hitam pekat. Ada juga varian lain yang memiliki warna agak kehijauan. Ketiga bahan dasar tadi banyak yang belum diketahui oleh pengguna mobil. Seperti yang diutarakan oleh Achmad Fadly dari komunitas TACI (Toyota Avanza Club Indonesia).
Kaca Film mobil yang bervariasi membuat sedikit bingung dalam memilihnya, akan tetapi untuk saya memilih kaca film tidak terlalu penting dari sisi gelapnya saja tetapi seberapa baik kaca film tersebut bisa menyerap panas agar dapat meminimalisir panas kabin, karena jika terlalu gelap juga membuat kualitas pandangan keluar tidak terlalu jernih dari dalam mobil, sebut Fadly.
Belum ada regulasinya
Perihal aplikasi kaca film atau "window tint" di Indonesia memang diatur secara detail di Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan RI no.22 tahun 2009. Namun kita dapat merujuk pada aturan internasional seperti dari Society of Automotive Engginer (SAE), Department Of Transportation US (DOT), Australia Road Safety Standard atau Window Film Association of Australia and New Zealand (WFAANZ) sebagai tambahan referensi.
Bintarto Agung dari Indonesia defensive Driving Center menyebutkan salah satu contohnya. Yaitu tentang tingkat kegelapan yang diperbolehkan dari pemakaian kaca film, rentangnya 35-40 persen. Itupun cuma untuk kaca mobil samping dan belakang.
Untuk kaca depan hanya diperbolehkan maksimal 20 persen. Hal ini bertujuan agar pengemudi tetap dapat mempunyai kemampuan melihat dengan baik (fine vision ability). Terutama saat harus berkendara malam hari, jabarnya.
Selain itu, masih menurut Bintarto, pemakaian kaca film pada mobil atau kendaraan bermotor tidak boleh yang berpotensi memantulkan cahaya yang tinggi (high reflective film). Sudah bisa ditebak karena dapat menyilaukan pengguna jalan lain sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar