Salah satu alasannya adalah aplikasi mesin bertipe 2GD FTV. Mesin berkapasitas 2.393 cc ini adalah mesin turbointercooler terbaru yang dimiliki Toyota. Pertama kali diperkenalkan 25 Juli silam, mesin keluarga GD ini memiliki beragam kelebihan yang tidak dimiliki mesin bertipe KD milik Innova generasi sebelumnya.Apa saja kelebihan mesin diesel all new Kijang Innova terbaru ini?
Kelebihan pertama mesin all new Kijang Innova adalah: inilah mesin pertama di dunia yang menggunakan teknologi Thermo Swing Wall Insulation Technology (TSWIN). Penggunaan TSWIN dikombinasikan dengan aplikasi silica reinforced porous anodized alumunium (SiRPA) di piston, rugi-rugi pendinginan saat proses pembakaran dikurangi hingga 30 persen. SiRPA sendiri adalah material insulasi tinggi yang mudah panas dan mudah pula didinginkan.
Bentuk port dibuat lebih kondusif untuk pasokan udara, sehingga meningkatkan aliran udara ke silinder. Sebagai tambahan, bentuk ruang bakar dan sistem injeksi bahan bakar common rail terbaru digunakan untuk mengoptimalkan injeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar. Ini meningkatkan konsumsi udara, memungkinkan terjadinya efisiensi panas yang lebih baik, dan emisi lebih rendah. Penggunaan pilot injection yang lebih presisi, menghasikan pembakaran lebih stabil, senyap dan efisien.
Kelebihan kedua mesin diesel all new Kijang Innova adalah efisiensi thermal yang mencapai 44 persen. Ini diklaim Toyota sebagai salah satu mesin dengan efisiensi thermal terbaik yang pernah ada.
Kelebihan ketiga all new Kijang Innova adalah torsi maksimum ditingkatkan hingga 25 persen, dan torsi pada kecepatan rendah ditingkatkan hingga 11 persen, sementara efisiensi bahan bakar ditingkatkan hingga 15 persen.
Kelebihan keempat all new Kijang Innova adalah pemakaian Selective Catalitic Reduction (SCR) urea. Sistem ini mampu mengeliminasi nitrogen oksida hingga 99 persen. “Dahulu Innova memakai SCR, namun karena Toyota menemukan cara lain untuk menekan emisi gas buang, maka SCR tidak dipakai lagi. Sistem ini baru dipakai kembali di mesin GD,” jelas Dadi Hendriadi, GM of Techincal Service PT Toyota Astra Motor (TAM). “Namun, sistem ini disesuaikan dengan negara tujuan. Misalnya, untuk negara dengan peraturan Euro lebih ketat, perlu injeksi urea. Tidak untuk Indonesia,” tutup pria pengguna Toyota ‘Hachiroku’ ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar