Minggu, 17 Januari 2016

DETEKSI KERUSAKAN SISTEM PENDINGIN MESIN


Gesekan antar komponen bergerak dan kompresi di ruang bakar menjadi penyebab terjadinya peningkatan suhu pada mesin kendaaraan. Apalagi rasio perbandingan kompresi mesin modern saat ini tergolong tinggi sehingga memerlukan sistem pendinginan optimal.

Normalnya, kondisi ruang mesin harus ada pada temperatur yang ideal. Tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sistem pendinginan diperlukan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal. Oleh karena itu, sistem pendingin mesin mobil sudah seharusnya bekerja optimal.

“Sistem pendingin mesin terdiri dari beberapa unsur, jadi kalau temperatur mobil terlalu tinggi, segera cek kondisi air dan kipas radiator. Normalnya kipas itu harus berputar, sebab jika tidak, kemungkinan bisa merembet ke sekering mobil sehingga mobil hanya bisa jalan sampai 4 km. Kemudian mesin akan mati karena panas berlebih, bahkan bisa membengkokkan piston” terang Budi Supriono, Service Advisor Honda Pondok Indah.

Mesin mobil dirancang untuk bekerja pada suhu yang cukup tinggi, tetapi bukan berarti tanpa batas. Suhu ideal ruang mesin mobil-mobil Jepang sekitar 85-90 derajat Celcius. Sementara mobil Eropa suhunya 90-95 derajat Celcius.

Apa saja gejala sistem pendinginan mesin mulai bekerja abnormal?
Jangan abaikan peringatan di indikator suhu mobilPastikan air radiator dalam kondisi baik dan tidak kurang

SUHU AC MENINGKAT

Di mobil modern, Air Conditioning (AC) sebagai peranti untuk menyejukan kabin kendaraan dapat dijadikan indikasi pertama kegagalan kinerja sistem pendinginan di mesin mobil Anda. Pasalnya, posisi kondensor AC yang berada di depan radiator memiliki peran serupa dalam melepas panas. Bila sistem pendinginan mesin gagal bekerja, otomatis peran AC akan langsung diputus oleh komputer mesin agar proses pelepasan panas mesin kian optimal.

KNOCKING DI MESIN

Bila usaha komputer dengan mematikan sistem AC tak membuahkan hasil untuk mempertahankan suhu kerja ideal di mesin, otomatis peningkatan suhu mesin pun tak terelakan. Apalagi mobil modern saat ini tak lagi dilengkapi indikator penunjuk suhu kerja mesin, sehingga pengemudi cukup sulit mendeteksi lebih dini peningkatan suhu mesin.

Kejelian pengemudi pun diperlukan. Indikasi pertama adalah kemampuan akselerasi mobil menurun dari kondisi normal. hal ini dikarenakan komputer mesin akan memundurkan waktu pengapian secara otomatis akibat mendeteksi terjadinya peningkatan suhu mesin di luar batas kerjanya.

Bila peningkatan suhu terus terjadi, otomatis batas toleransi komputer dalam memundurkan waktu pengapian pun akan terlewati sehingga knocking di mesin tak terhindari. Pengemudi pun akan merasakan timbulnya gejala knocking setiap kali pengemudi menekan pedal gas secara spontan dan kian timbul seiring suhu mesin yang kian meninggi.

SAFE MODE AKTIF

Logikanya, dengan kedua ciri di atas, pengemudi sudah menyadari terhadap kondisi mesin yang mengalami gangguan. Tapi bila kedua tahapan tersebut terlewatkan, maka komputer akan kembali mengambil alih kembali peran untuk menyelamatkan agar tidak terjadi kerusakan mesin yang lebih parah. Pada transmisi otomatis, safe mode akan bekerja dengan cara mengunci transmisi di posisi gigi 2 dan membatasi putaran mesin. Alhasil, pengemudi akan langsung menyadari sehingga dapat langsung menepikan kendaraan di tempat yang aman.
Putaran kipas radiator juga berpengaruh pada sistem pendingin mesinPerhatikan kebocoran yang kerap terjadi di sambungan slang karetHindari mengisi radiator dengan air mineral
Kebocoran dalam dan luar

Sudah selayaknya pemilik mobil melakukan pemeriksaan ruang mesin secara berkala. Saat pemeriksaan, pastikan kondisi air di tabung resevoir selalu berada dalam batas bawah dan atas. Bila menemukan kejanggalan seperti berkurangnya air yang terjadi setiap kali pemeriksaan berkala, menandakan adanya indikasi kebocoran pada sistem pendinginan mesin.

Deteksi pertama adalah memperhatikan terhadap kebocoran yang terjadi di luar sistem. Anda dapat memperhatikan jejak air yang biasa terjadi pada sambungan karet atau waterpump. Kemungkinan melemahnya putaran kipas elektrik pun bisa saja terjadi dengan cir-ciri seperti ini. Dengan putaran yang lebih lambat, maka pelepasan suhu mesin terganggu sehingga penguapan air akan terjadi.

Bila di bagian luar sistem tidak terdeteksi, namun jumlah air terus berkurang secara berkala. Kemungkinan kedua adalah terjadi kebocoran di dalam sistem. Maksudnya, air akan terisap masuk ke ruang bakar atau menyusup ke sistem pelumasan akibat kerusakan pada paking kepala silinder. Bila hal ini yang terjadi, mau tak mau mesin perlu dibongkar untuk mengatasi kerusakan pada paking tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar