Kamis, 21 Januari 2016

Ayo Kenali Perbedaan Oli Sintetis Dengan Oli Mineral6

Pemilihan oli untuk kendaraan tentu sangat penting. Salah satu pilihan yang ada di pasaran adalah oli sintetis. Namun, apa yang membedakannya dengan oli mineral?



Pada intinya oli sintetis adalah pelumas artifisial, yang diolah memakai formula teranyar. Oli sintetis umumnya terbagi dalam Polyalphaolifins yaitu senyawa yang hasil pemilahan terbersih dari oli mineral, yakni gas. Senyawa inilah yang nanti digabung dengan oli mineral.
Bersamaan dengan berkembangnya teknologi, beberapa produsen oli selalu meningkatkan product mereka memakai bahan basic yang bermacam dimulai dari polyglycos, poliester, sintetis non-PAO, ester, benzena alkilasi serta nafalena.
Tidak sama dengan oli sintetis, oli mineral pada intinya adalah product atau varian yang datang dari minyak bumi. Oli mineral adalah hasil turunan dari sistem penyulingan fraksional minyak bumi.
Oli mineral terbagi dalam unsur alam seperti alkaline serta cyclic paraffin. Sebelum saat ditemukan pengembangan oli sintetis, oli mineral pernah menguasai pasar pelumas mesin.
Ilustrasi Molekul OliIlustrasi Molekul Oli
Tak hanya perbedaan cara pembuatan serta bahan dasarnya, hanya satu perbedaan mendasar pada oli sintetis serta oli mineral yaitu molekul serta susunan dari kedua tipe pelumas ini.
Oli sintetis condong lebih stabil pada temperatur tinggi (less volatile) hingga mempunyai kandungan penguapan yang rendah. Hal ini membantu dalam mengatur atau menghindar terjadinya endapan karbon pada mesin.
Oli sintetis juga berfungsi melumasi serta melapisi logam lebih terbaik hingga menghindar berlangsung gesekan antar logam yang menyebabkan rusaknya mesin.
Kelebihannya yang lain adalah oli sintetis lebih awet dan melindungi mesin lebih dingin dan berfungsi bersihkan mesin dari kerak oli mineral. Hanya saja harganya yang cukup mahal mencapai 2-4 kali lipat harga oli mineral.
Oli sintetisOli sintetis
Kelebihan oli mineral sendiri adalah sewaktu mesin dalam situasi baru disarankan untuk memakai oli mineral.
Susunan molekul oli mineral yang tidak rata bisa bikin komponen serta suku cadang mobil sama-sama mengikis keduanya hingga komponen mesin baru dapat bertautan serta beradaptasi dengan mekanisme. Serta, harganya yang tambah lebih murah dibanding oli sintetis.
Efek sampingnya, oli mineral memiliki stuktur molekul yang tidak seimbang sehingga meninggalkan kerak pada komponen mesin.
Maka dari itu, oli sintetis senantiasa disarankan untuk mesin dengan teknologi teranyar yang memerlukan sistem pelumasan yang lebih baik di mana celah antar part lebih presisi.
Pada mesin dengan spesifikasi tinggi inilah fitur oli sintetis diperlukan dengan maksimal. Lantaran pembuatan komponen mesin di buat dengan presisi tinggi, mesin jenis ini dapat tak membutuhkan saat adaptasi antar komponen, hingga tak diperlukan lagi oli mineral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar