Membeli mobil bekas, hati-hati dapat kendaraan bekas terendam banjir. Jangan sampai kepingin untung malah buntung gara-gara tergiur harga murah, tetapi belakangan buang uang untuk reparasi.
"Mobil yang sudah pernah terendam banjir pasti nanti ada masalah, apakah korslet atau masalah lainnya, meski sudah diperbaiki," ungkap Chief Operation Officer mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan.
Pembeli akan dihadapkan dengan mesin dan kerangka yang berkarat, turun mesin, sistem engine control unit (ECU) rusak, dan masalah kebersihan dalam mobil.
"Komponen-komponen yang harus diganti itu biayanya mahal,” ujar Fischer.
Hitungan reparasiMembeli mobil bekas tentu saja sah bila menyiapkan dana untuk reparasi. Bisa jadi, ada aksesori yang ingin diganti karena beda selera dengan pemilik lama. Atau, malah sekalian mau upgrade tampilan ataupun kemampuan kendaraan, mumpung dapat harga lebih murah daripada beli baru. Tinggal dihitung seberapa banyak dana itu yang layak dipertimbangkan.
Untuk usia mobil bekas di bawah dua tahun, estimasi perbaikan kurang lebih Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Adapun untuk usia 3 tahun sampai 4 tahun, mobil biasanya sudah mengalami sedikit gangguan di ban, karet pintu, kanvas rem, baret pada bodi, sarung jok, atau kaki-kaki. Estimasi biaya perbaikan bisa mencapai Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.
Hitungan biaya itu adalah harga untuk mobil bekas tak bermasalah. Nah, bagi mobil bekas terendam banjir nominalnya bisa berlipat kali karena ada ongkos untuk perbaikan atau bahkan penggantian komponen.
Penggantian ECU—komponen paling rawan rusak karena terendam banjir—saja butuh biaya minimal Rp 1,5 juta. Pada akhirnya, total biaya perbaikan dan penggantian komponen gara-gara mobil pernah terendam banjir bisa puluhan juta rupiah, hanya untuk kembali layak laju.
Harga mobil bekas yang ketahuan pernah terendam banjir akan lebih rendah hingga 40 persen dibandingkan pasaran. Itulah alasan bagi calon pembeli untuk mewaspadai penawaran mobil bekas yang terlalu murah.
Jaminan dan detailUntuk meminimalkan risiko salah beli mobil bekas “sisa” rendaman banjir, Fischer menyarankan calon pembeli cermat mencari tempat penjualan yang memberi jaminan keamanan, termasuk untuk urusan terkait banjir, dokumen, dan kondisi kendaraan. Dia pun menegaskan, tempat usahanya memberikan jaminan semacam itu.
“Di tempat kami, konsumen tidak perlu khawatir, semua mobil sudah kami saring sedemikian rupa. Kalaupun masih bermasalah, perusahaan kami siap mengganti mobil atau mengembalikan uang pembelian,” kata Fischer.
Selain tempat membeli, calon pembeli harus pula memeriksa mobil secara mendetail. Pertama, cek bodi mobil dari bagian tengah hingga ke bawah. Rendaman banjir biasanya meninggalkan bekas garis pada mobil.
Kedua, cek interior mobil. Rendaman banjir meninggalkan aroma tidak enak dan kabin kendaraan terasa lembab. Sayangnya, ciri ini lebih susah ketahuan karena rata-rata pemilik lama kendaraan sudah membersihkan dan mendandani mobil itu.
Ketiga, jangan segan membuka karpet dalam mobil termasuk di bagasi. Bila pernah terendam banjir, biasanya masih ada sisa lumpur atau pasir kering di sana. Karpetnya pun bisa jadi penanda, karena kerak bekas banjir tetap tertera sekalipun karpet sudah dicuci berkali-kali.
Selanjutnya, untuk meyakinkan, cek juga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Lihat identitas dan alamat pemilik lama mobil, ketahui wilayah tempat tinggalnya. Dari situ, periksa apakah domisili pemilik lama ada di wilayah banjir atau bukan.
Terakhir, bandingkan komponen yang ada di mobil incaran dengan gambar di buku petunjuk pemakaian (manual book) atau informasi produk. Bila terlihat berbeda berarti komponen sudah diganti, yang kemungkinan besar karena pernah bermasalah serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar