Bensin bertimbal (leaded gasoline) sudah jarang ditemui saat ini.
Bensin bertimbal digunakan untuk menyebut bensin yang mengandung aditif kimia berupa tetraetil timbal (tetraethyl lead).
ensin bertimbal secara luas digunakan pada tahun 1920an dan digunakan untuk mendukung pengembangan mesin kompresi lebih tinggi dan meningkatkan nilai oktan.
Untuk meningkatkan kadar oktan, bensin juga dicampur dengan benzena atau iso-oktana.
Saat dibakar, bensin melepaskan karbon dioksida sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.
Itu sebab, aditif diperlukan untuk mengurangi emisi, mengurangi penumpukan karbon dalam mesin, meningkatkan efisiensi pembakaran, dan memfasilitasi pengapian dalam cuaca dingin.
Sebelum timbal digunakan, bensin cenderung lebih cepat terbakar sehingga menyebabkan bunyi ketukan (knocking) yang berpotensi merusak mesin.
Penambahan tetraetil timbal mampu memperbaiki kondisi ini. Tidak hanya lebih cocok digunakan pada silinder bertekanan tinggi, bensin bertimbal juga mampu melumasi bagian dalam dan katup mesin serta melindunginya dari korosi.
Hanya saja, seiring perkembangan, bensin bertimbal ternyata tidak kompatibel dengan catalytic converter yang dipasang di banyak kendaraan.
Catalytic converter adalah alat yang digunakan untuk mengurangi tingkat toksisitas emisi mobil.
Alat ini menjadi tidak efektif dengan adanya timbal dalam bensin akibat perubahan kimiawi yang menyertainya.
Selain itu, profesional kesehatan juga menyatakan bahwa bensin bertimbal berkorelasi dengan peningkatan jumlah timbal yang ditemukan dalam aliran darah manusia.
Hal ini dapat menyebabkan keracunan timbal, suatu kondisi yang bisa memicu kerusakan saraf, gangguan pencernaan, dan gangguan kognitif pada anak-anak.
Tetraetil timbal kini telah diganti dengan senyawa lain termasuk hidrokarbon aromatik, eter, etanol, dan metanol.
Sebagai pengganti sifat pelumas timbal, berbagai produk juga telah dijual untuk mencapai efek yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar